Senin, 02 Januari 2012

Landasan Pendidikan

RANGKUMAN

v  Pengertian ilmu, iIlmu merupakan bagian dari pengetahuan yang diperoleh melalui metode ilmiah. Ilmu sudah pasti pengetahuan tetapi pengetahuan belum tentu ilmu. Ciri-ciri ilmu adalah objeknya empiris artinya nyata dapat dibuktikan kebenarannya melalui metode ilmiah.
v  Menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan merupakan proses menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak agar dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
v  Menurut Crow & Crow pendidikan merupakan proses yang berisi berbagai macam kegiatan yang sesuai dengan kegiatan seseorang untuk kehidupan sosialnya dan membantunya meneruskan kebiasaan dan kebudayaan serta kelembagaan social dari generasi ke generasi.
v  Pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan, organis, harmonis,, dinamis, guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan. Dasar pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan universal.
v  Jalur dan jenjang pendidikan :
·         Pendidikan formal
Jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
·         Pendidikan nonformal
Jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang
·         Pendidikan informal
Jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.
v  Landasan filosofi bersumber dari pandangan dalam filsafat pendidikan, menyangkut keyakinan terhadap hakikat manusia, keyakinan tentang kehidupan yang lebih baik dijalankan.
v  Aliran filsafat yang kita kenal sampai saat ini adalah adalah idealism, realism, perenialisme, ensesialisme, pragmatism dan progresvisme dan ekstensialisme.
v  Aliran idealism menegaskan hakikat kenyataan adalah ide sebagai gagasan kejiwaan. Apa yang dianggap kebenaran realistis hanyalah bayangan atau refleksi dari ide sebagai kebenaran bersifat spiritual dan mental.
v  Aliran realism menekankan pada pengakuan adanya kenyataan hakiki yang objektif itu ada secara praeksistensi yakni mendahului dan lebih utama dari keberadaan manusia berdasar kesadarannya.
v  Aliran perenialsme, masa ini menekankan keabadia teori kehikmatan yaitu:
1.    Pengaturan yang benar dan truth
2.    Keindahan atau beauty
3.    Kecintaan pada kebaikan/goodness
v  Aliran eseinlisme adalah masa filsafat pendidikan yang menerapkan prinsip idealism dan realism secara elektrik artinya tidak meleburkan prinsip-prinsipnya. Contohnya filsafat idealism memberikan dasar tujuan filosofis bagi mata pelajaran sejarah, sedangkan IPA diajarkan berdasarkan tujuan ideaisme.
v  Aliran pragmatism merupakan aliran filsafat yang mengemukakan bahwa segala sesuatu harus dinilai dari segi nilai kegunaan praktis atau ukuran kebenaran didasarkan pada kemanfaatan, eksperimental dan metode pengajar yang penting adalah pemecahan masalah sehingga melahirkan gerakan pendidikan progresiv yang menentang pendidikan tradisional.
v  Aliran progresivisme menenkankan gerakan pendidikan progresiv mengembangkan teori pendidikan yang mendasarkan diri pada beberapa prinsip yaitu :
1.    Anak harus bebas untuk berkembang secara wajar
2.    Pengalaman langsung merupakan cara terbaik untuk merangsang minat belajar’guru harus menjadi seorang peneliti dan pembimbing kegiatan belajar
3.    Sekolah progresiv harus merupakan suatu laboratium untuk melakukan reformasi pedagogis dan eksperimental.
v  Landasan filosofi dalam pendidikan di Indonesia berdasarkan Pancasila artinya pendidikan diharapkan membentuk manusia Pancasila sejati dan menerima hakikat kemanusiaan berdasarkan filsafat kemanusiaan.
v  Filosofi pendidikan tradisional merupakan proses pembelajaran agar  peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dalam dirinya dengan teguh pada nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat yang konstruktif dan bersifat progress (maju) agar pendidikannya tidak hanya sebatas teoritis belaka. Filosofi pendidikan modernisasi diartikan sebagai proses pergeseran pendidikan sikap dan mentalitas sebagai warga masyarakat untuk bisa hidup sesuai dengan tuntutan masa kini.
v  Jenis-jenis landasan pendidikan yaitu, landasan religius, landasan keilmuan (ilmiah), dan landasan yuridis.
v  Landasan religius merupakan seperangkat asumsi yang bersumber kaidah-kaidah agama/religi yang dijadikan landasan teori maupun praktek pendidikan berdasarkan kitab suci.
v  Landasan ilmiah atau keilmuan merupakan asumsi-asumsi yang bersumber dari disiplin ilmu seperti psikologi, sosiologi, antropologi, biologi, dan fisiologi yang menjadi titik tolak dalam pendidikan.
v  Landasan yuridids merupakan asumsi-asumsi yang bersumber dari peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang dijadikan titik tolak dalam pendidikan. Misal UUD, UU, PP, Keputusan Menteri, Peraturan daerah.
v  Peserta didik yang memerlukan layanan khusus merupakan anak berkebutuhan khusus adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental, emosi atau fisik.
v  Yang termasuk kedalam ABK antara lain: Tunanetra adalah individu yang memiliki hambatan dalam penglihatan. Jadi cara pendidikan untuk tunanetra adalah menekankan pada alat indra yang lain yaitu indra peraba dan indra pendengaran. media yang digunakan harus bersifat taktual dan bersuara, contohnya adalah penggunaan tulisan braille, gambar timbul, benda model dan benda nyata. sedangkan media yang bersuara adalah tape recorder. Tunarungu adalah individu yang memiliki hambatan dalam pendengaran baik permanen maupun tidak permanen. Jadi cara pendidikanya dengan menekankan berkomunikasi dengan melibatkan bahasa verbal, bahasa isyarat dan bahasa tubuh. Tunagrahita adalah individu yang memiliki intelegensi yang signifikan berada dibawah rata-rata dan disertai dengan ketidakmampuan dalam adaptasi prilaku yang muncul dalam masa perkembangan. Pembelajaran bagi individu tunagrahita lebih di titik beratkan pada kemampuan bina diri dan sosialisasi. Tunalaras adalah individu yang mengalami hambatan dalam mengendalikan emosi dan kontrol sosial. Jadi cara pendidikan untuk tunalaras dapat dilakukan dengan memberikan pendidikan religi. Kesulitan belajar Adalah individu yang memiliki gangguan pada satu atau lebih kemampuan dasar psikologis yang mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa, berbicara dan menulis, jadi agak susah untuk mengajarkan individu seperti ini. Tunaganda adalah kelompok penyandang keluarbiasaan jenis ini adalah merekaa yang menyandang lebih dari saatu jenis keluarbiasaan.
v  Ada 5 faktor dalam pendidikan yaitu, faktor tujuan, faktor pendidik, faktor  peserta didik, faktor alat pendidikan, faktor lingklungan pendidikan.
v  Tujuan pendidikan Nasional yang terdapat pada UU No 2 tahun 1989  tentang Pendidikan Nasional, Bab II pasal 4 dikemukakan “mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan YME dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan & keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kpribadian yang mantap dan mandiri serta tanggungjawab kemasyarakatan dan kebangsaan”.
v  Pendidik merupakan orang dewasa dalam lingkungan masyarakat yang bertanggung jawab untuk mendidik anak sebelum dewasa untuk mencapai tingkat kedewasaan. Pendidik meliputi orang dewasa, orang tua, guru, pemimpin masyarakat, atupun pemimpin agama. Karakteristik seorang pendidik sebagai berikut kematangan diri yang stabil, kematangan social yang stabil, kematangan dalam hal professional.  
v  Kode etik pendidik yaitu:
      1.  Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
      2.  Setia kepada Pancasila, UUD 45, dan negara.
      3.  Menjunjung tinggi harta dan martabat peserta didik.
      4.  Berbakti kepada peserta didik dalam membantu mereka mengembangkan
           diri.
      5.  Bersikap ilmiah dan menjunjung tinggi pengetahuan.
      6.  Lebih mengutamakan tugas pokok atau tugas negara lainnya daripada
           tugas simpangan.
      7.  Bertanggung jawab, jujur, berprestasi, dan akuntabel dalam bekerja.
  8.  Dalam bekerja berpegang teguh kepada kebudayaan nasional dan ilmu
       Pendidikan.
      9.  Menjadi teladan dalam berperilaku.
     10. Berprakarsa.
     11. Memiliki sifat kepemimpinan.
     12. Menciptakan suasana belajar atau studi yang kondusif.
     13. Memelihara keharmonisan pergaulan dan komunikasi serta bekerjasama
           dengan baik   dalam pendidikan.
     14. Mengadakan kerjasama dengan orang tua siswa dan tokoh-tokoh
            masyarakat.
     15. Taat kepada peraturan perundang-undangan dan kedinasan.
     16. Mengembangka profesi secara kontinu.
     17. secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi
           profesi.
v  Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.
v  Alat pendidikan adalah usaha-usaha atau perbuatan-perbuatan si pendidik yang ditunjukan untuk melaksanakan tugas mendidik. Alat pendidikan yang sangat penting diantaranya Pembiasaan dan pengawasan, perintah dan larangan, dan ganjaran dan hukuman.
v  Tri pusat pendidiakn seperti keluarga, sekolah, dan masyarkat. keadaan suatu keluarga juga sangat berpengaruh pada tumbuh kembang  anak, seperti kedamaian, tingkat kemakmuran dan kebudayaan yang biasa dilakukan oleh keluarga itu. Sekolah merupakan sarana yang secara sengaja dirancang untuk pelaksanaan pendidikan. Semakin maju suatu masyarakat semakin penting semakin penting peranan sekolah dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk dalam proses pembangunan masyarakat. Di dalam masyarakat manusia berusaha mendidik dirinya sendiri dengan memanfaatkan sumber-sumber balajar yang tersedia di masyarakat dalam bekerja, bergaul, dan sebagainya.
v  Pendidikan di Indonesia suadah ada sebelum negara Indonesia berdiri. ada tiga tokoh pendidikan sekaligus pejuan kemerdekaan, yang berjuang melalui pendidikan Tokoh-tokoh pendidik itu adalah
1. Mohamad Syafei,
2. Ki Hajar Dewantara, dan
3. Kyai Haji Ahmad Dahlan.


v  Mohamad Syafei mendirikan sekolah INS atau Indonesisch
Nederlandse School di Sumatera Barat pada tahun 1926. Tujuan utama Syafei adalah mendidik anak-anak agar dapat Berdiri sendiri atas usaha sendiri dengan Jiwa yang merdeka. Tujuan pendidikan INS adalah sebagai berikut:
    1. Mendidik anak-anak ke arah hidup yang merdeka,
    2. menanamkan kepercayaan kepada diri sendiri,
    3. 3.mengembangkan sikap sosial,
v  Tokoh pendidik nasional berikutnya yang akan dibahas adalah Ki Hajar Dewantara yang mendirikan Taman Siswa di Yogyakarta. Sifat, sistem dan metode pendidikannya diringkas kedalam empat kemasan, yaitu Asas Taman Siswa, Panca Darma, Adat Istiadat dan semboyan atau perlambang. Dasar –dasar Panca Darma, dengan isi seperti berikut: Kemanusian, kebangsaan kebudayaan, kodrat alam, kemerdekaan/kebebasan
v  Tokoh ketiga adalah Ahmad Dahlan yang mendirikan organisasi agama islam pada Tahun 1912 di Yogyakarta,yang kemudian berkembang menjadi pendidikan agama Islam. Asas pendidikannya adalah Islam dengan tujuan
Mewujudkan orang-orang muslim yang berakhlak mulia cakap, perca kepada diri sendiri dan berguna bagi masyarakat serta Negara. Ada lima dasar pendidikan yaitu:
1.      Perubahan cara berfikir adalah kesediaan jiwa berdasarkan pemikiran baru.
2.      Kemasyarakatan artinya hanya mengembangkan aspek individu saja melainkana juga aspek kemasyarakatan.
3.      Aktivitas, anak harus menggunakan aktivitasnya sendiri untuk memperoleh pengetahuan.
4.      Kreativitas ialah memperoleh kecakapan, keterampilan, dan kiat guna menghadapi situasi baru secara tepat dan cepat.
5.      Optimisme, anak- anak diberi keyakinan bahwa melalui pendidikan cita- cita mereka tercapai.
v  Beberapa harapan masyarakat terhadap pendidikan di indonesia:
1. Guru – guru dengan tulus mengabdi dan bersedia mengajarkan bahkan
    ditempat yang “terpencil” atau “tertinggal”.

2. Diadakannya sekolah yang tidak memakan biaya untuk memperoleh  
     pendidikan dengan cara diadakan sekolah terbuka untuk para masyarakat
     yang tidak mampu agar mereka lebih mengenal dunia pendidikan
3. Dana BOS  dapat disalurkan dengan  baik
4. Kemendiknas memberikan beasiswa yang memadai untuk siswa-siswi  
     yang berprestasi namun tidak mampu secara finasial.
5. Pendidikan Indonesia diharapkan agar lebih baik lagi, lebih meningkatkan
    mutu, kualitas dari pendidikan
v  Pendidikan Multibudaya adalah satu sistem pendidikan yang menekankan bahwa setiap pelajar berhak mendapat peluang pendidikan yang sama tanpa mengira jender, kelas sosial, etnik, kaum, budaya, bahasa dan agama. (James A. Banks dan Cherry A. McGee Banks, 2003)
v  Daniel P. Hallahan mengemukakan pengertian pendidikan inklusif sebagai pendidikan yang menempatkan semua peserta didik berkebutuhan khusus dalam sekolah reguler sepanjang hari. Dalam pendidikan seperti ini, guru memiliki tanggung jawab penuh terhadap peserta didik berkebutuhan khusus tersebut. Pengertian ini memberikan pemahaman bahwa pendidikan inklusif menyamakan anak berkebutuhan khusus dengan anak normal lainnya.
v  Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 70 Tahun 2009 disebutkan bahwa yang dimaksud dengan pendidikan inklusif adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan atau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya. Dengan demikian pemerintah mulai mengubah model pendidikan yang selama ini memisah-misahkan peserta didik normal ke dalam sekolah reguler, peserta didik dengan kecerdasan luar biasa dan bakat istimewa ke dalam sekolah  akselerasi, dan peserta didik dengan kelainan ke dalam Sekolah Luar Biasa (SLB).
v  Model pendidikan inklusif yang diselenggarakan pemerintah Indonesia yaitu model pendidikan inklusif moderat. Pendidikan inklusif moderat yang dimaksud yaitu:
1. Pendidikan inklusif yang memadukan antara terpadu dan inklusif penuh.
2. Model moderat ini dikenal dengan model mainstreaming.
Model pendidikan mainstreaming merupakan model yang memadukan antara pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus (Sekolah Luar Biasa) dengan pendidikan reguler. Peserta didik berkebutuhan khusus digabungkan ke dalam kelas reguler hanya untuk beberapa waktu saja.

v  Model kurikulum pendidikan inklusif terdiri dari :
1.    Model kurikulum reguler, yaitu kurikulum yang mengikutsertakan peserta didik berkebutuhan khusus untuk mengikuti kurikulum reguler sama seperti kawan-kawan lainnya di dalam kelas yang sama.
2.    Model kurikulum reguler dengan modifikasi, yaitu kurikulum yang dimodifikasi oleh guru pada strategi pembelajaran, jenis penilaian, maupun pada program tambahan lainnya dengan tetap mengacu pada kebutuhan peserta didik berkebutuhan khusus. Di dalam model ini bisa terdapat siswa berkebutuhan khusus yang memiliki PPI.
3.    Model kurikulum Program Pembelajaran Individual (PPI),  yaitu kurikulum yang dipersiapkan guru program PPI yang dikembangkan bersama tim pengembang yang melibatkan guru kelas, guru pendidikan khusus, kepala sekolah, orang tua, dan tenaga ahli lain yang terkait.
v  Sisi Positif Pendidikan Inklusif :
1.    membangun kesadaran dan consensus pentingnya pedidikan influsi sekaligus menghilangkan sikap dan nilai yg diskriminatif;
2.    melibatkan dan memberdayakan masyarakat untuk melakukan analisis situasi pendidikan local,memgumpulkan infomasi;
3.    mengidentifikasi alasan mengapa mereka tidak sekolah;
4.    mengindenfikasi hambatan berkaitan dengan kelainan fisik,social,dan masalah lainnya terhadap akses dan pembelajaran
5.    melibatkan masyarakat dalam melakukan perecanaan dan monitoring mutu pendidikan bagi semua anak.

1 komentar: